Apakah cuci darah ?
Cuci darah atau dalam bahasa medis dikenal sebagai Hemodialisa adalah suatu metode terapi yang diperuntukan bagi orang yang fungsi ginjalnya sudah berkurang atau gagal. Seseorang yang mengalami gangguan fungsi ginjal ataupun gagal ginjal tidak serta merta terjadi dalam waktu tiba-tiba. Kebanyakan terjadi melalui proses yang cukup lama akibat dari pola hidup dan pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur .
Siapa yang berisiko menjalani cuci darah?
Seseorang yang divonis untuk menjalani cuci darah adalah orang dengan faktor risiko penyakit yang sudah ada lama sebelumnya. Penyebab terbanyak adalah penyakit diabetes mellitus (kencing manis) dan Hipertensi (tekanan darah tinggi) yang tidak terkontrol. Maka dari itu persepsi yang beredar di masyarakat apabila minum obat diabet dan tekanan darah tinggi maka akan merusak ginjal harus diluruskan, sehingga dengan pengobatan yang tepat dan terukur maka ginjal pun akan tetap terjaga sehat.
Disamping kedua penyakit tersebut ada juga beberapa penyakit lain seperti, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, yang bila tidak diobati maka akan terjadi komplikasi gagal ginjal. Usia lanjut lebih banyak yang menjadi pasien cuci darah, walaupun usia anak-anak bisa terjadi keadaan gagal ginjal yang mengharuskan cuci darah.
Kapan harus dilakukan Cuci Darah?
Cuci darah mutlak dijalani bagi orang yang bergejala klinis ke arah gagal ginjal, seperti mudah lelah/ lemas, sesak napas, seluruh kulit tubuh gatal, jumlah urin sedikit atau tidak ada sama sekali dan dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium (laju filtrasi glomerulus dibawah 15) dan pemeriksaan urin yang membuktikan adanya kehilangan protein melalui urin.
Bagi orang dengan fungsi ginjal yang sudah mulai berkurang (stage 1 sampai stage 4) belum perlu dilakukan tindakan terapi cuci darah karena ginjal masih berfungsi hanya saja kemampuannya sudah berkurang, maka dari itu pada tahap stage 1 sampai stage 4 perlu menjaga kualitas fungsi ginjal dengan cara membatasi/ retriksi jenis-jenis makanan tertentu, misalnya mengurangi jumlah asupan protein hewani agar tidak membebani kerja ginjal. Dan meneruskan terapi obat penyakit dasarnya. Bagi orang yang sudah pada tahap stage 5 dan gejala klinis memburuk mutlak harus dilakukan cuci darah.
Tujuan cuci darah?
Menggantikan fungsi kerja ginjal yaitu membuang limbah-limbah racun, mengatur air dan elektrolit. Pada keadaan khusus dapat juga untuk mengeluarkan intoksikasi dari zat kimia berbahaya seperti alkohol dan narkotika.
Bagaimana proses cuci darah?
Cuci darah dilakukan secara rutin 2x seminggu, berlangsung selama 4 sampai 5 jam setiap sesi nya. Pada badan pasien dipasang akses (berupa selang ataupun shunt pembuluh darah) untuk mengalirkan darah yang akan dicuci ke mesin cuci darah. Kemudian darah akan masuk kedalam dialyzer (filter penyaring sebagai ginjal buatan pengganti) disini darah mengalami proses difusi dan ultrafiltrasi sehingga molekul-molekul yang diharapkan keluar dari tubuh (seperti Ureum, Creatinin, dan beberapa molekul lain) dapat terbuang sesuai tujuan cuci darah. Dan darah dimasukan kembali ke tubuh pasien.
Walaupun ada molekul yang tetap tidak dapat dikeluarkan (misalnya B2- microglobulin, dll) dengan teknik cuci darah/ hemodialisa biasa, maka diperlukan teknik yang lebih advanced sehingga molekul yang diharapkan keluar bisa terbuang. Teknik yang lebih advanced bisa dengan HFR (hemodialfiltration), dll. Pasien merasa nyaman karena tidak merasakan gatal.
Dr. Indra Eka Putra
Radjak Hospital